Targetkan Ekonomi Hijau, Indonesia Siapkan Investasi Besar untuk Capai Nol Emisi pada 2060
Wednesday, 13 November 2024 20:12 WIBHashim S. Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dalam acara World Leaders Climate Action Summit pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP29). (Dok: ppid.menlhk.go.id)
Radarsuara.com - Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk meneruskan seluruh langkah aksi iklim yang telah ditetapkan oleh pemerintahan sebelumnya.
Komitmen ini disampaikan oleh Hashim S. Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden RI, di hadapan para kepala negara dalam World Leaders Climate Action Summit pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP29) di Baku, Azerbaijan, Selasa, 12 November 2024.
Hashim menjelaskan bahwa Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi lebih dari 8 persen per tahun dengan fokus pada pembangunan yang hijau, tangguh, dan inklusif.
"Visi ini menentukan misi kami untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menuju nol pada tahun 2060 atau lebih cepat dan menghindari 1 miliar ton emisi karbon dioksida," ungkap Hashim, dikutip Rabu, 13 November 2024.
Dalam mencapai target tersebut, Indonesia akan beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil ke energi terbarukan, dengan tambahan kapasitas pembangkit listrik dari energi baru terbarukan sebesar 75 persen.
Kapasitas listrik ini akan disalurkan ke seluruh pulau utama di Indonesia melalui pembangunan jaringan transmisi pintar sepanjang 70.000 kilometer.
Selain itu, Indonesia akan mengembangkan jaringan listrik pintar dengan menambahkan 42 gigawatt tenaga angin dan surya, serta meningkatkan kapasitas total hingga 75 gigawatt.
Hashim menambahkan bahwa energi bersih ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan ketahanan pangan.
"Energi bersih yang terjangkau akan disediakan untuk mempercepat pertumbuhan, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, memastikan ketahanan pangan, dan mengentaskan kemiskinan demi kemakmuran rakyat dengan tetap menyeimbangkan pertumbuhan, lingkungan, dan keberlanjutan," ujarnya.
Selain berfokus pada energi terbarukan, Indonesia juga berencana menghijaukan kembali 12 juta hektar hutan yang terdegradasi, merevitalisasi lahan untuk produksi pangan, dan melindungi lautan untuk mendukung ekonomi biru.
Hashim menekankan perlunya kerangka kebijakan hijau yang komprehensif, investasi besar sebesar 235 USD miliar, serta kolaborasi internasional untuk mewujudkan target ini.
Ia juga mengajak negara-negara untuk memobilisasi sumber daya global, termasuk teknologi, keuangan, dan investasi, guna membentuk front persatuan dalam memerangi pemanasan global.
Indonesia, lanjut Hashim, memiliki akuifer garam dengan kapasitas penangkapan dan penyimpanan karbon hingga 500 gigaton yang menarik minat investasi dari perusahaan multinasional.
Sebagai bagian dari aksi iklim, Indonesia juga berkomitmen mengembangkan pasar karbon, yang dimulai dengan mengoptimalkan 557 juta ton kredit karbon terverifikasi di dalam negeri.
"Kita harus bekerja sama untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus kita," pungkas Hashim.
Editor: Mahipal
Komentar
You must login to comment...Be the first comment...
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023