Foto : Perjalanan sukses Amay, petani muda dari Bogor, patut menjadi inspirasi.
Radarsuara.com, Bogor - Perjalanan sukses Amay, petani muda dari Bogor, patut menjadi inspirasi. Sejak tahun 2004, setelah lulus sekolah dasar, ia diminta oleh orang tuanya untuk mulai mengelola lahan seluas 200 meter yang ditanami sayuran. Hasil yang lumayan baik memotivasi Amay untuk memperluas usahanya. Tidak puas dengan lahan yang kecil, ia menyewa lahan seluas 1.000 meter dan mulai menanam sayuran seperti timun, oyong, dan pare. Pada tahun 2010, Amay merasa tidak sanggup mengelola lahan sendirian dan memutuskan untuk mempekerjakan buruh tani.
Pada 2012, Dinas Pertanian setempat menyarankan agar Amay menanam jambu kristal di lahan seluas 1.200 meter. Panen pertama jambu kristal dilakukan pada 2014. Meski sempat bingung dengan pasar untuk menjualnya, Amay berpartisipasi dalam bazar dan mendapatkan keuntungan yang memuaskan. Saat pandemi COVID-19 melanda, permintaan jambu kristal melonjak tajam. Amay bisa mengirim dua mobil berisi jambu kristal setiap hari, dengan kapasitas panen mingguan mencapai empat ton. Pada 2019, ia memperluas pasar dengan bergabung bersama platform e-commerce Sayurbox. Dalam satu kali pengiriman, ia dapat menghasilkan omzet hingga Rp10 juta, dengan total omzet bulanan mencapai Rp120 juta.
Kesuksesan Amay menarik perhatian JICA dan AEON, ritel besar asal Jepang. Meski awalnya AEON sempat meragukan kemampuan kelompok tani Amay dalam hal konsistensi dan modal, setelah setahun uji coba dengan target tahunan Rp130 juta, Amay membuktikan kemampuannya. Ia memperbaiki sistem tenaga kerja dan pengemasan, yang akhirnya membuka peluang distribusi ke dua toko AEON. Target Amay selanjutnya adalah memenuhi kebutuhan sembilan toko AEON.
Dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya modernisasi. "Pertanian tidak bisa maju tanpa transformasi dari metode tradisional menuju modern," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sembari mendorong generasi muda untuk mengadopsi teknologi dan mekanisasi dalam sektor pertanian. Penerapan teknologi modern seperti ini menjadi salah satu strategi yang dijalankan Amay dalam mengembangkan bisnisnya.
Sejalan dengan itu, Idha Widi Arsanti, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), menekankan pentingnya pelatihan dan pendampingan bagi petani. “Kami terus berupaya untuk memberdayakan petani melalui berbagai program pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan. Program-program ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petani, sehingga mereka dapat mengoptimalkan potensi pertanian di daerah masing-masing dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional," jelasnya. Program-program ini turut mendukung Amay dalam memperluas bisnisnya dengan menggandeng petani kluster.
Selain itu, Inneke Kusumawaty, Plt. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, menyoroti pentingnya pengelolaan keuangan yang rapi di kalangan petani.
"Satu lagi kelemahan petani kita adalah tidak mencatat. Tidak mencatat secara detail pengeluaran hingga tenaga yang digunakan. Sehingga akhirnya bukan untung tapi buntung. Makanya masih banyak petani kita yang belum sejahtera," ujarnya.
Kini, omzet bulanan usaha Amay mencapai Rp60 juta. Amay menargetkan omset Rp120 juta hingga Rp150 juta per bulan pada tahun 2025. Amay berpesan kepada generasi muda agar tidak takut mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Jika ingin mengembangkan usaha, jangan terlalu berpikir berat. KUR adalah jalan yang tepat, asal manajemen keuangannya jelas dan rapi,” tegasnya.
Dengan dukungan dari berbagai pihak dan penerapan teknologi modern, Amay terus bergerak menuju pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan, menginspirasi petani muda lainnya di seluruh Indonesia.
Komentar
You must login to comment...Be the first comment...
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023