Internasional

Akibat Perubahan Iklim, Florida Amerika Serikat Terancam Tak Layak Huni

Selasa, 15 Oktober 2024 17:36 WIB
Banyak warga mulai tinggalkan Florida Amerika Serikat akibat perubahan iklim. (Dok: USA Today)

Radarsuara.com - Florida, negara bagian Amerika Serikat yang kerap dilanda badai besar, kini menghadapi ancaman nyata akibat perubahan iklim. Dua badai besar dalam waktu berdekatan telah memicu kekhawatiran luas di kalangan masyarakat Amerika. 

Berbagai diskusi online menyoroti masa depan Florida, termasuk pertanyaan tentang apakah wilayah ini akan menjadi tak layak huni dalam beberapa tahun ke depan.

Laporan dari First Street Foundation, perusahaan penyedia data analisis risiko iklim, memberikan gambaran yang lebih jelas.

Menurut laporan tersebut, sebagian besar warga Amerika sudah menyadari bahaya iklim yang semakin tak menentu dan telah mulai bermigrasi, meski sebagian besar masih bergerak dalam jarak dekat, seperti ke wilayah yang lebih tinggi di kota yang sama.

Namun, kini muncul titik balik yang membuat perpindahan jarak pendek ini tidak lagi cukup untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

“Di beberapa wilayah Florida, kita telah mencapai 'titik balik' di mana pindah beberapa blok saja tidak lagi menyelesaikan masalah, dan banyak penduduk akhirnya meninggalkan daerah tersebut secara permanen,” ujar Jeremy Porter, kepala penelitian implikasi iklim di First Street, dikutip dari USA Today pada Selasa, 15 Oktober 2024.

Porter juga mencatat bahwa pasar properti di Florida telah menunjukkan penurunan permintaan. Waktu yang dibutuhkan untuk menjual rumah semakin lama, dan harga jual cenderung lebih rendah dibandingkan harga yang ditawarkan. 

“Fakta bahwa rumah-rumah di Florida semakin lama berada di pasar dan harga jual lebih rendah dari daftar menunjukkan adanya penurunan permintaan serta perpindahan penduduk,” jelasnya dalam email kepada USA Today.

Kondisi ini diperburuk dengan meningkatnya biaya asuransi properti, yang naik hingga 80 persen sejak 2019 di beberapa wilayah seperti Jacksonville dan Cape Coral. Akibatnya, banyak warga kesulitan mendapatkan perlindungan asuransi yang terjangkau.

Selain itu, data terbaru dari Redfin menunjukkan penurunan kontrak pembelian rumah di Florida, dengan penurunan aktivitas penjualan hingga 13 persen di Fort Lauderdale dan 15 persen di Miami dibandingkan tahun sebelumnya. 

Meskipun Badai Helene berkontribusi terhadap penurunan tersebut, perubahan ini juga mencerminkan tren lebih luas dari penduduk yang mulai meninggalkan kawasan yang rawan banjir.

Namun, Florida bukan satu-satunya wilayah yang mengalami fenomena ini. Laporan dari First Street juga menunjukkan bahwa lebih dari 800.000 blok sensus di seluruh Amerika Serikat, atau 7,4 persen dari total blok, sudah melewati "titik balik" dan mulai mengalami penurunan populasi yang signifikan.

Sebanyak 3,2 juta orang telah meninggalkan rumah mereka akibat risiko banjir sejak tahun 2000 hingga 2020, dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah.

Wilayah seperti Staten Island di New York, yang sering dilanda banjir meski cuaca cerah, serta Bexar County, Texas, yang dikenal dengan risiko banjir tinggi, termasuk di antara daerah yang disebut sebagai "Zona Abandonment Iklim". 

Dalam kasus Bexar County, 17,1 persen dari semua blok mengalami penurunan populasi meskipun secara keseluruhan wilayah tersebut tumbuh pesat.

First Street memperkirakan bahwa dalam beberapa dekade mendatang, jutaan warga Amerika akan meninggalkan rumah mereka akibat kekhawatiran terhadap risiko iklim.

"Saya pikir orang-orang akan mulai mempertimbangkan risiko iklim ketika mencari rumah, sama seperti mereka mempertimbangkan kualitas sekolah dan fasilitas jalan kaki," kata Porter.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...