Lingkungan Hidup

Program PROPER KLHK Hasilkan Rp 1,56 Triliun untuk Pemberdayaan Lingkungan Hidup

Selasa, 08 Oktober 2024 19:20 WIB
"Ilustrasi" KLHK siapkan Rp 1,56 Triliun untuk berdayalan lingkungan hidup di Indonesia. (Foto: pixabay.com)

Radarsuara.com - Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus memperluas kolaborasi untuk menghadapi berbagai tantangan lingkungan di Indonesia. 

Mulai dari pengendalian pencemaran air, udara, kerusakan lahan, hingga pemulihan ekosistem gambut dan pesisir laut. 

Langkah ini dianggap penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan sesuai visi Presiden Jokowi, yaitu terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong-royong.

Direktur Jenderal PPKL, Sigit Reliantoro, menyampaikan bahwa kolaborasi menjadi kunci utama untuk mengatasi masalah lingkungan yang kompleks. 

"Kami memilih jalan kolaborasi, karena masalah lingkungan adalah masalah bersama yang hanya bisa diselesaikan dengan kontribusi semua pihak secara sistematis dan sinergis," ujar Sigit dalam video '10 Tahun untuk Sustainabilitas Ditjen PPKL' yang disiarkan di YouTube Kementerian LHK pada Selasa, 8 Oktober 2024.

Salah satu kolaborasi utama PPKL adalah dengan Pemerintah Daerah, melalui program Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dan Indeks Respon Lingkungan. 

Program ini membantu pemerintah daerah berkolaborasi dengan berbagai instansi terkait untuk memecahkan masalah lingkungan secara lokal. 

Di sektor swasta, PPKL menjalin kerja sama melalui PROPER, sebuah program yang membantu perusahaan meningkatkan kinerja lingkungan sekaligus mendorong inovasi dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Pada tahun 2023, dana bergulir dari program ini mencapai Rp 1,56 triliun.

Kolaborasi dengan komunitas dan generasi muda juga menjadi prioritas, dengan proyek-proyek seperti Ekoriparian untuk pemulihan sungai dan pertanian regeneratif.

PPKL melibatkan generasi muda dalam mendesain solusi lingkungan berbasis alam (Nature Based Solution) sekaligus mempersiapkan mereka untuk berperan di kancah internasional melalui diplomasi lingkungan.

Sigit juga menyoroti pentingnya integrasi sistem informasi dalam memantau kualitas lingkungan. PPKL telah mengembangkan ONLIMO untuk kualitas air, AQMS untuk udara, serta SIMPEL dan SISPEK untuk pemantauan kinerja perusahaan. 

"Keberlanjutan program ini sangat penting demi pengelolaan lingkungan yang lebih baik," tutup Sigit.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...