Pertanian dan Peternakan

Keluhan Petani di Aceh, Harga Tomat Anjlok Tak Sebanding dengan Biaya Tanam

Sunday, 08 September 2024 14:17 WIB
"Ilustrasi" Petani di Aceh mengeluh karena harga tonat anjlok. (Foto: pixabay.com/photoAC)

Radarsuara.com - Petani tomat di Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah, Aceh mengalami kerugian akibat anjloknya harga tomat yang kini hanya berkisar antara Rp1.000 hingga Rp1.500 per kilogram. 

Kondisi ini membuat para petani kesulitan untuk balik modal, bahkan ada yang memilih untuk tidak lagi merawat tanaman mereka.

Penurunan harga yang drastis ini terjadi sejak awal Agustus dan terus berlanjut hingga kini. Para petani yang awalnya berharap bisa meraup keuntungan dari panen, kini harus menghadapi kenyataan pahit. 

Biaya perawatan tanaman, seperti pupuk dan pestisida, menjadi tidak sebanding dengan hasil penjualan tomat.

Salah satu petani, Sahara, mengungkapkan bahwa dirinya kini enggan untuk melanjutkan perawatan tanaman tomat. 

"Kalau mau diurus lagi kan harus banyak mengeluarkan modal seperti untuk biaya semprot dan pupuk. Jadi saya sudah kurang mengurusnya, karena panen ini saja sudah tidak balik modal," kata Sahara dikutip pada Minggu, 8 September 2024.

Sahara juga menjelaskan bahwa harga tomat yang mereka jual ke pengepul atau toke, tetap berada di kisaran Rp1.000 hingga Rp1.500 per kilogram. Angka ini jauh dari harga yang diharapkan para petani untuk setidaknya menutupi biaya produksi.

"Ini sudah panen ketiga kalinya, tapi harga masih saja turun sejak awal Agustus lalu," tambah Sahara. 

Kondisi ini membuat para petani semakin terjepit dan tidak memiliki pilihan selain mengurangi intensitas perawatan tanaman mereka.

Beberapa petani lain di Kecamatan Bandar juga mengeluhkan hal yang sama. Mereka mengatakan bahwa biaya operasional yang terus meningkat tidak sebanding dengan harga jual tomat yang sangat rendah. Situasi ini, menurut mereka, sudah berlangsung cukup lama dan tak kunjung membaik.

Selain itu, petani khawatir kondisi ini akan berlanjut jika tidak ada intervensi dari pihak terkait. 

Mereka berharap ada upaya dari pemerintah untuk menstabilkan harga atau memberikan bantuan yang dapat meringankan beban petani.

Di sisi lain, pengepul atau toke tomat juga mengalami kesulitan. Mereka mengakui bahwa anjloknya harga tomat di pasaran bukan hanya berdampak pada petani, tetapi juga pada mereka yang terlibat dalam rantai distribusi.

Harga tomat yang rendah disinyalir disebabkan oleh melimpahnya pasokan di pasar sementara permintaan relatif stagnan.

Faktor cuaca dan panen serentak di berbagai daerah juga menjadi salah satu penyebab turunnya harga tomat di Kabupaten Bener Meriah.

Dengan situasi ini, para petani tomat di Kecamatan Bandar berharap ada solusi yang dapat segera diterapkan agar mereka tidak terus merugi.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...