Pertanian dan Peternakan

Petani Air Sugihan Menjerit: Panen Melimpah, Harga Gabah Terpuruk!

4 jam yang lalu
Petani Air Sugihan Menjerit: Panen Melimpah, Harga Gabah Terpuruk! (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Para petani di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), mulai memasuki musim panen padi. Namun, alih-alih mendapatkan keuntungan, mereka justru kecewa akibat rendahnya harga gabah di pasaran. Saat ini, harga gabah hasil panen hanya dihargai Rp5.100 hingga Rp5.300 per kilogram, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan oleh Presiden RI Prabowo sebesar Rp6.500 per kilogram.

Selain harga yang rendah, tingginya curah hujan belakangan ini turut memperparah kondisi para petani. Hujan deras membuat proses pengeringan gabah menjadi sulit, sehingga kualitas hasil panen menurun dan harga jual semakin ditekan oleh tengkulak.

Para petani di wilayah tersebut berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret. "Kami mohon Bulog turun langsung ke wilayah kami untuk menyerap hasil panen dengan harga yang sesuai HPP. Kalau tidak, kami akan semakin sulit bertahan," ujar Slamet Saryadi salah satu kelompok tani di Desa Jadi Mulya, Kecamatan Air Sugihan

Kondisi ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi petani di Air Sugihan, yang selama ini menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Dengan panen yang melimpah namun harga yang rendah, intervensi pemerintah sangat diharapkan demi menjaga kesejahteraan para petani dan stabilitas pangan nasional.

Subroto, Manager Brigade Pangan Desa Suka Mulya 1 mengapresiasi perhatian pemerintah yang telah mempermudah akses petani terhadap pupuk, benih dan alsintan. 

“Bantuan pupuk, benih dan Alsintan memang sangat membantu produksi kami. Namun yang tak kalah penting sekarang adalah serapan gabah dengan harga HPP oleh Bulog harus segera dilakukan agar petani semakin semangat menanam padi untuk swasembada pangan” tegasnya.

Harga gabah yang terus anjlok di tingkat petani menjadi persoalan yang mendesak dan harus segera diatasi oleh intervensi Kementerian Pertanian dan BULOG, agar HPP yang sudah ditetapkan oleh pemerintah benar-benar berjalan.

Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Air Sugihan, Joko Purwanto mengatakan
"Provitas padi di Kecamatan Air Sugihan mencapai 7-8 ton per hektare. Namun, tanpa kepastian harga yang layak, hasil panen melimpah ini justru membuat petani khawatir akan kerugian besar." 

Ia menutup dengan menyampaikan bahwa hingga kemarin, Kecamatan Air Sugihan telah memanen 505 hektare, dengan potensi panen hingga Maret mencapai 18.783 hektare. (*/Adv)

 

Komentar

You must login to comment...