Petani Bulukumba Khawatir Harga Gabah Anjlok saat Panen
3 jam yang laluPetani Bulukumba Khawatir Harga Gabah Anjlok saat Panen (Foto: Dok. Kementan)
Radarsuara.com - Para petani di Kabupaten Bulukumba menyampaikan curahan hati terkait harga gabah yang dikhawatikan jatuh saat masa panen.
Ishak, petani dari Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, mengungkapkan bahwa saat ini dirinya masih memasuki tahap pengolahan lahan. Namun, ada kekhawatiran harga gabah jatuh pada panen raya di bulan April seperti yang terjadi pada sebelum-sebelumnya.
“Biasanya harga musim Oktober-Maret Rp5.000 per kilogram GKP, musim April-September Rp6.000 per kilogram GKP. Kalau panen raya harga turun biasa di bawah Rp5.000,” ungkapnya saat dihubungi pada Selasa (14/1/2025).
Ia berharap agar petani mendapatkan harga gabah yang lebih layak. Mengingat biaya produksi usaha tani yang dikeluarkan juga tak sedikit.
“Harga itu masih kurang kalau dibandingkan biaya produksi yang tinggi sekarang. Harapan kami supaya harganya dapat dinaikkan,” harapnya.
Ishak juga menyampaikan bahwa selama ini hasil panen petani dibeli oleh pedagang pengumpul. Ia menyampaikan keinginan agar Bulog turut terlibat menyerap langsung hasil panen petani.
“Kalau bisa, Bulog langsung beli. Harapan kami kalau Bulog langsung beli ke petani harganya bisa dinaikkan,” ujarnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bulukumba, Jasman A. Emba melaporkan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani saat ini berkisar Rp6.000-Rp6.200 per kilogram.
Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Bulukumba dengan luas lahan 22.992 hektare dan target luas tanam januari 13.648 hektare masih perlu ditingkatkan produktivitasnya yang rata-rata 63 kuintal atau 6,3 ton per hektare.
“Kalau idealnya kalau kita berhitung cost usaha tani yang digunakan per petani itu ya harus memang di kisaran Rp7.000 sebenarnya. Sementara produktivitas ini tidak pernah tidak di atas, seharusnya 7 ton per hektare. Tapi produktivitas rendah karena agroinput yang digunakan petani itu belum sepenuhnya menggunakan teknologi,” jelasnya.
Sebelumya, sejumlah petani di berbagai daerah menyuarakan keluhan rendahnya harga gabah yang jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan. Mereka mengharapkan harga yang layak agar perekonomian mereka tetap terjaga. (*/Adv)
Komentar
You must login to comment...Be the first comment...
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023