Berita Daerah

Sulsel Susun Peta Jalan Ekonomi Hijau, Didukung ICRAF dan Pemerintah Kanada

Tuesday, 25 February 2025 09:17 WIB
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Jufri Rahman menerima tim World Agroforestry International Center For Research In Agroforestry (ICRAF). (Dok: sulselprov.go.id)

Radarsuara.com - Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, menerima tim World Agroforestry International Center for Research in Agroforestry (ICRAF) di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Sulsel, Senin (24/2). 

Pertemuan tersebut membahas penyusunan peta jalan pertumbuhan ekonomi hijau Sulawesi Selatan yang disusun bersama Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan.

Jufri menjelaskan bahwa ICRAF merupakan organisasi non-pemerintah (NGO) yang dibiayai oleh Pemerintah Kanada dan bekerja sama dengan Bappelitbangda dalam menyusun peta jalan tersebut.

"ICRAF ini semacam (organisasi) NGO yang dibiayai oleh Pemerintah Kanada, melakukan kerja sama dengan Bappelitbangda Sulawesi Selatan. Membantu Bappelitbangda dalam penyusunan peta jalan (pertumbuhan) ekonomi hijau Provinsi Sulawesi Selatan," ujarnya, dikutip Selasa, 25 Februari 2025.

Hasil riset yang dilakukan ICRAF nantinya akan diluncurkan dalam kegiatan konsultasi publik atau public hearing yang dijadwalkan berlangsung pada 27 Februari 2025. Acara tersebut akan dihadiri langsung oleh Duta Besar Kanada untuk Indonesia.

"Itu akan diluncurkan dalam public hearing yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 (Februari) yang dihadiri oleh Dubes Kanada. Dubes Kanada besok datang, saya akan menerima mewakili Pak Gubernur," tambah Jufri.

Sementara itu, Direktur ICRAF Indonesia, Andre Ekadinata, menjelaskan bahwa kerja sama ICRAF di Sulawesi Selatan telah berlangsung sejak 2021. Sejak 2022, pihaknya bekerja sama dengan Bappelitbangda untuk menyusun master plan pertumbuhan ekonomi hijau.

"(Kerjasama di Sulsel) Itu kami lakukan sejak tahun 2021. Pada tahun 2022 bekerja sama dengan Bappelitbangda, kita mencoba menyusun namanya master plan pertumbuhan ekonomi hijau. Isinya adalah apa saja langkah-langkah yang perlu dilakukan Sulawesi Selatan untuk memastikan perekonomian dari sektor lahannya seperti kopi, kakao, jagung, itu bisa tumbuh terus tapi tidak mengorbankan fungsi-fungsi lingkungan," jelas Andre.

Kegiatan konsultasi publik tersebut bertujuan untuk memaparkan hasil analisis yang telah dilakukan, melengkapi data, serta menyusun rekomendasi akhir sebelum dimasukkan dalam RPJMD Gubernur Sulawesi Selatan.

"Kamis itu kita akan sampaikan ke publik untuk dapatkan masukan akhir. Dari sana tidak butuh waktu lama untuk menuliskan isinya untuk dimasukkan ke RPJMD," kata Andre.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...