Foto: Djayeng Tirto Paparkan Strategi Damai dan Resolusi Konflik di Palabuhanratu
Radarsuara.com - Dalam rangkaian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang diselenggarakan Program Studi Damai dan Resolusi Konflik (DRK) Universitas Pertahanan (UNHAN), Djayeng Tirto, dosen ahli di bidang resolusi konflik, memberikan paparan mendalam tentang pentingnya budaya damai dan pendekatan non-kekerasan di Kelurahan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (6/2/2025). Acara ini dihadiri oleh masyarakat setempat, perangkat kelurahan, serta mahasiswa DRK UNHAN.
Djayeng Tirto, yang telah lama berkecimpung dalam studi perdamaian dan resolusi konflik, memaparkan berbagai strategi untuk mengelola konflik secara damai. Beliau menekankan pentingnya dialog, mediasi, dan partisipasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang harmonis.
“Konflik bukanlah akhir dari segalanya, melainkan peluang untuk membangun pemahaman yang lebih baik antarindividu dan kelompok,” ujarnya.
Jendral lulusan dari Akmil '83 ini pernah memegang posisi penting di Militer dan dinas Intelijen, ia menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Daerah (BIN Daerah) di Sumatera Utara dan Sulawesi Utara serta Wakil Panglima Pangkalan TNI-AL di Jakarta, Atase Pertahanan di Nigeria dan Direktur di Badan Intelijen Strategis TNI di mana mandat pentingnya adalah penandatanganan kerangka kerja pengaturan kerjasama teritorial antara tiga negara terkait dengan kasus Abu Sayyaf pada tahun 2016. Dr. Djayeng memiliki pengalaman dalam dunia Hukum Internasional, ia adalah Jenderal Bintang Dua di Dewan Ketahanan Nasional sebelum pensiun.
Sebagai dosen di UNHAN, Djayeng Tirto dikenal memiliki keahlian dalam mengintegrasikan teori dan praktik resolusi konflik. Beliau telah menulis sejumlah karya akademis yang menjadi rujukan dalam studi perdamaian, serta aktif terlibat dalam proyek-proyek pencegahan konflik di berbagai daerah.
Pengalamannya dalam menangani konflik sosial dan budaya membuatnya menjadi sosok yang dihormati di kalangan akademisi dan praktisi.
Selain itu, Djayeng Tirto juga dikenal sebagai pendidik yang inspiratif. Metode pengajarannya yang interaktif dan berbasis kasus nyata membuat mahasiswa DRK UNHAN mampu memahami kompleksitas konflik secara mendalam.
Beliau sering mengajak mahasiswa untuk terlibat langsung dalam proyek-proyek lapangan, sehingga mereka tidak hanya memahami teori tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam situasi nyata.
Paparan Djayeng Tirto mendapat tanggapan positif dari masyarakat Palabuhanratu. Terbukti, sesi diskusi berlangsung interaktif dengan dua pertanyaan dari peserta yang hadir. Pertanyaan pertama terkait dengan cara mengatasi konflik antarkelompok pemuda, sementara pertanyaan kedua membahas peran perempuan dalam membangun budaya damai. Djayeng Tirto menjawab dengan lugas dan memberikan solusi praktis yang dapat diterapkan di masyarakat.
Sesi diskusi dimoderatori oleh Mala Hayati, salah satu mahasiswa Program Studi DRK UNHAN. Dengan gaya moderasi yang santun dan terstruktur, Mala berhasil memandu diskusi dengan baik, memastikan semua peserta merasa terlibat dan mendapatkan jawaban yang memuaskan.
“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari acara ini. Diskusi ini membuka wawasan baru bagi masyarakat dan mahasiswa,” ujar Mala.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pemahaman baru bagi masyarakat Palabuhanratu, tetapi juga menjadi bukti nyata kontribusi UNHAN dalam membangun perdamaian di tingkat lokal. Djayeng Tirto berharap, kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dapat terus ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih damai dan inklusif.
“Perdamaian adalah tanggung jawab bersama, dan kita semua memiliki peran untuk mewujudkannya,” tutupnya. (*/Adv)
Komentar
You must login to comment...Be the first comment...
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023