Nasional

BI Catat Kinerja Positif Keuangan Syariah 2024, Pembiayaan Tumbuh Hampir 10%

7 jam yang lalu
Bank Syariah Indonesia. (Foto: iStockphoto)

Radarsuara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) Indonesia terus menunjukkan tren positif sepanjang 2024. Perkembangan itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan semakin kuatnya sektor halal value chain (HVC).

Sektor unggulan HVC berkontribusi lebih dari 25 persen terhadap ekonomi nasional. Pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja sektor makanan-minuman halal, fesyen Muslim, pariwisata ramah Muslim, serta pertanian.

“Ke depan, selaras dengan upaya mendukung Astacita, berbagai program penguatan ekosistem HVC melalui program pendampingan, pemberdayaan, maupun peningkatan literasi produk halal diharapkan mampu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, serta mengembangkan industri kreatif,” kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, dikutip Sabtu, 22 Februari 2025.

Selain itu, intermediasi perbankan syariah terus menunjukkan pertumbuhan positif. Pada Desember 2024, pembiayaan perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan 9,87 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja keuangan sosial syariah juga mengalami pertumbuhan 4,7 persen (yoy).

Indeks Literasi Eksyar 2024 turut mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan survei BI, indeks tersebut naik menjadi 42,84 persen dibandingkan 28,01 persen pada tahun sebelumnya. Berbagai capaian ini telah terangkum dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2024 yang diluncurkan BI pada Jumat (21/2) di Jakarta.

BI berkomitmen mendukung pengembangan eksyar melalui bauran kebijakan yang sejalan dengan Astacita. Pada 2025, BI akan memperkuat operasi moneter syariah melalui instrumen, pelaku pasar, dan regulasi guna menjaga kecukupan likuiditas di pasar uang dan pasar valas syariah (PUVA). Kebijakan ini selaras dengan penerbitan Blueprint Pengembangan Pasar Uang dan Pasar Valas (BPPU) 2030.

Selain itu, BI juga menjaga kewajiban giro wajib minimum (GWM) dan penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) untuk bank umum syariah sebesar 7,5 persen dan 3,5 persen, lebih longgar dibandingkan bank umum konvensional yang masing-masing sebesar 9 persen dan 5 persen. Perbankan syariah juga mendapat manfaat dari instrumen Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Sebagai bagian dari upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, BI bersama pemangku kepentingan lainnya akan menyelenggarakan Bulan Pembiayaan Syariah 2025. 

Kegiatan itu bertujuan mendorong skema pembiayaan syariah inovatif berbasis wakaf, seperti cash waqf linked deposit (CWLD) serta pembiayaan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan skema sukuk linked wakaf (SLW).

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...

RadarSuara Logo

Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023