Pakar Sebut Tingkat Suku Bunga Tinggi dan Inflasi Rendah Hambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Monday, 06 January 2025 09:31 WIB"Ilustrasi" pakar soroti tingkat suku bunga dan inflasi di Indonesia. (Foto: iStockphoto)
Radarsuara.com - Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M Rizal Taufikurahman, menyampaikan bahwa tingkat suku bunga acuan yang tinggi disertai inflasi rendah berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Menurut Rizal, kondisi ini terlihat dari suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang berada di level 6 persen dan inflasi sebesar 1,57 persen year-on-year (yoy) pada Desember 2024.
“Suku bunga riil yang tinggi cenderung meningkatkan biaya pinjaman riil yang dapat menekan investasi dan konsumsi, serta memperlambat pertumbuhan ekonomi,” ujar Rizal, dikutip Senin, 6 Januari 2025.
Ia menjelaskan bahwa BI rate yang tinggi berpotensi mendorong kenaikan suku bunga pinjaman perbankan, sehingga membatasi akses pembiayaan masyarakat.
Akibatnya, daya beli, konsumsi domestik, dan kemampuan investasi masyarakat menjadi tertekan.
Kondisi tersebut juga menyebabkan rendahnya tekanan permintaan dalam perekonomian masyarakat, sehingga turut menekan laju inflasi.
Meski demikian, Rizal menambahkan bahwa tingkat inflasi yang terjaga rendah dan stabil dapat memberikan peluang bagi Bank Indonesia untuk menyesuaikan kebijakan moneter demi mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Diproyeksikan ke depan, jika inflasi tetap terkendali, terdapat peluang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” ucapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2024 sebesar 0,44 persen month-to-month (mtm).
Dengan demikian, inflasi tahunan pada 2024 tercatat 1,57 persen yoy, masih dalam target pemerintah sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen.
Sementara itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Desember 2024 lalu memutuskan untuk mempertahankan BI rate di level 6 persen.
Editor: Mahipal
Komentar
You must login to comment...Be the first comment...
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023