Pertanian dan Peternakan

Mengulik Pertanian Modern di Pulau Borneo melalui Ngobras

14 jam yang lalu
Mengulik Pertanian Modern di Pulau Borneo melalui Ngobras (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman  menyampaikan, bahwa terdapat tiga instrumen untuk menggerakkan perekonomian Indonesia menuju Indonesia Emas 2045 di dari sisi pangan, yakni kaum millenial produktif, sumber daya lahan dan penggunaan teknologi.

Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya penguatan kelembagaan kaum milenial untuk memperkuat sektor pertanian dengan sistem modernisasi.

“Penguatan kelembagaan dilakukan kaum milenial yang memiliki potensi besar untuk membawa inovasi dalam pertanian, dengan meningkatkan kapasitas, produktivitas, serta kontribusi mereka dalam mendukung ketahanan pangan nasional”, jelasnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa kelembagaan ekonomi petani tidak hanya menjadi wadah bagi para petani untuk bekerja sama. Akan tetapi juga berfungsi sebagai penggerak inovasi dan transformasi menuju pertanian modern yang berbasis teknologi dan manajemen yang efisien.

Bahkan Kabadan Santi mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif dalam mendukung penguatan kelembagaan ekonomi petani berbasis pertanian modern. "Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan petani itu sendiri, saya optimis bahwa sektor pertanian kita mampu menjadi sektor yang maju, mandiri, dan modern”, ujarnya.

Sementara itu pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 41, Selasa (03/12/2024) menghadirkan narasumber Ketua Unit Usaha Koperasi Barakat Kito Bersama, M. Sugianor yang mengatakan potensi sumber daya alam lokal untuk pertanian terintegrasi.

Diantaranya peternakan  melalui kohe dan urine, perikanan dengan air limbahnya dan pertanian tanaman  pangan dengan sekam, jerami. Selain juga hortikultura melalui limbah panen dan perkebunan limbah olahan yaitu Danau karya dengan Dakar Produk.

Dakar Produk juga sudah mengeluarkan produk-produk, yaitu Pupuk Hayati Cair (PHC), Pupuk Organik Padat, Pestisida Nabati,  Repellenter “PALAQ”, Super Dekomposer MA-11, ujar Sugianor.

Sedangkan Magniawati yang merupakan Penyuluh Pertanian Kabupaten Barito mengatakan jika usaha yang dilakukannya merupakan usaha pertanian modern dan juga pertanian terpadu. 

Menurutnya, alsintan peluang usahanya sangat besar jika didatangkan dari luar daerah. Dan koperasi ini mengaet tiga UPJA untuk membentuk koperasi, imbuhnya. (Hv/NF)

 (*/Adv) 

Komentar

You must login to comment...