Pertanian dan Peternakan

Akselerasi Swasembada Pangan, Kementan Perkuat Penyuluh Pertanian melalui Poligon di Lahan Oplah dan CSR

Friday, 13 June 2025 19:21 WIB
Akselerasi Swasembada Pangan, Kementan Perkuat Penyuluh Pertanian melalui Poligon di Lahan Oplah dan CSR (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya penerapan teknologi dalam meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.

Poligonisasi merupakan metode pemetaan spasial yang memanfaatkan teknologi seperti citra satelit dan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk mendelineasi batas lahan pertanian secara akurat, ujar Mentan Amran.

Melalui poligonisasi ini Kementerian Pertanian (Kementan) berharap memperoleh data yang lebih tepat mengenai lokasi dan luas lahan yang dilayani oleh pompa irigasi. Data ini penting untuk merencanakan perluasan areal tanam secara efektif dan efisien. 

Mendukung Mentan Amran, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan pentingnya penerapan teknologi dalam pengembangan pertanian modern di Indonesia. Salah satu teknologi yang dioptimalkan adalah poligonisasi, yaitu pemetaan spasial menggunakan aplikasi geospasial seperti ARCGIS dan Field Maps untuk mendelineasi batas lahan pertanian secara akurat.

"Melalui peran aktif penyuluh pertanian, generasi muda, termasuk petani milenial, diharapkan dapat berkontribusi dalam implementasi teknologi ini untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, ucap Kabadan Santi. 

Sementara, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Tedy Dirhamsyah menyampaikan bahwa penyuluh pertanian memainkan peran penting terkait pemetaan lahan pertanian polygon. Penyuluh pertanian bertugas mengumpulkan data di lapangan, mengidentifikasi potensi lahan, membantu petani dalam perencanaan tanam, dan memanfaatkan informasi poligon untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian. 

Tedy menegaskan agar para penyuluh membantu petani dalam proses pemetaan lahan dengan menggunakan poligon, melalui digitasi peta lahan pertanian yang memanfaatkan foto dan data geografis.

Dalam rangka peningkatan kapasitas Penyuluh Pertanian tentang pembuatan poligon dilahan Optimalisasi Lahan (OPLAH) dan Cetak Sawah Rakyat, melalui acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP), Jum’at (13/06/2025). 

MSPP menghadirkan narasumber, yaitu Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Intan Rahayu), Ditjen Lahan dan Irigasi Pertanian (Sumadi), dan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Muhammad Subaeki). 

Dalam kesempatan tersebut Intan menyampaikan kepada para penyuluh pertanian adalah garda terdepan dalam memberikan pondasi penting dalam pertanian. Saat ini penyuluh sudah memilki pekerjaan yang sudah ditentukan tetapi selain itu dengan adanya program swasembada pangan para penyuluh diberi kehormatan bisa berkontribusi aktif dalam mengumpulkan data-data potensial untuk kebijakan secara nasional. 

Saat ini, Pusat Data dan Informasi Pertanian (Pusdatin) sudah mempunyai data luas tanam dan luas panen yang telah disampaikan oleh para penyuluh melalui e-Pusluh, semua data harus diverikasi, ucapnya.

Kedepannya, Pusdatin akan melakukan verifikasi secara online maupun terjun langsung kelapangan, bagaimana mekanisme pengambilan data sehingga data-data tersebut bisa dipertanggung jawabkan kepada pihak BPS.

Narasumber lainnya, Sumadi menyampaikan jika akan membuat sebuah layanan terkait sinkronisasi dengan data yang ada di fieldmap dan hasil dari analisis dan olah data tersebut akan disampaikan ke Pusdatin untuk bisa dijadikan peta dasar ataupun poligon dasar yang bisa diaplikasan difield map, layanan ini untuk mencegah pembuatan poligon berulang kali.

Terakhir, Muhammad Subaeki menjelaskan tentang pembuatan poligon dilakukan dengan menggunakan aplikasi Web Apps (ArcGIS) yang dikembangkan oleh Direktorat Pemetaan Lahan dan Irigasi Pertanian dan untuk para penyuluh yang sudah membuat poligon dengan berbagai aplikasi lain diharapkan agar bisa melaporkan kepada Dirjen LIP, apakah data tersebut sudah sesuai dengan aturan pemetaan, nanti akan dicek juga topologinya sehingga kalau sudah ada bisa mengcopy geometri poligonnya selanjutnya bisa dimasukkan kelaporan penanaman yang ada di field map. 

"Melalui pemetaan poligon yang akurat, diharapkan penyuluh pertanian dapat merencanakan strategi tanam yang lebih efektif, seperti jenis tanaman yang cocok, teknik budidaya dan jadwal tanam", pungkasnya. (NS/NF)

 (*/Adv) 

Komentar

You must login to comment...