Pertanian dan Peternakan

Kementan dan Komisi IV DPR RI Dorong Magetan Tingkatkan Produksi Padi

Wednesday, 19 February 2025 19:55 WIB
Kementan dan Komisi IV DPR RI Dorong Magetan Tingkatkan Produksi Padi (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Kementerian Pertanian mendampingi Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI Masa Sidang II Tahun Sidang 2024-2025 di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Rabu (19/2/2025),

Tim Komisi IV DPR mendorong petani meningkatkan produksi dan produktivitas untuk mendukung swasembada pangan.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Abdul Kharis Almsyhari (Fraksi PKS) memimpin Kunjungan Kerja Spesifik bersama 11 anggota Komisi IV DPR RI, masing-masing Sturman Panjaitan (Fraksi PDI P), Edoardus Kaize (Fraksi Golkar), Adrianus Asia Sidot (Fraksi Golkar), Eko Wahyudi (Fraksi Gerindra), Dwita Ria Gunadi (Fraksi Gerindra), Azikin Solthan (Fraksi Nasdem), Sulaeman L. Hamzah (Fraksi PKB), Jaelani, Riyono (Fraksi PKS), Johan Rosihan (Fraksi PKS), dan Guntur Sasono (Fraksi Demokrat).

Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan, Winarto mewakili Penjabat Bupati Magetan, mengatakan bahwa Kabupaten Magetan mempunyai luas wilayah 688,84 kilometer persegi, terdiri dari 18 kecamatan, 207 desa, dan 28 kelurahan. Jumlah penduduknya saat ini 670.812 jiwa. 

“Hari ini ada momen yang sangat luar biasa atas kehadiran Bapak-bapak dari Komisi IV DPR RI menjadi satu dambaan dari warga masyarakat Kabupaten Magetan. Bahwasanya Magetan perlu bantuan, dukungan, serta motivasi dari bapak untuk bisa menyemangati para petani kita, khususnya para petani tanaman pangan,” kata Winarto saat menyambutan sambutan dalam acara Diskusi Budi Daya Padi dalam Rangka Peningkatan Produksi dan Produktivitas Mendukung Swasembada Pangan di Desa Carikan, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Rabu (19/2/2025). 

Diskusi dihadiri Kepala Badan Pangan Nasional, Dirjen Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Magetan, Direksi Perum Bulog, Direksi PT Pupuk Indonesia, Direksi ID Food, unsur Forkopimpa Jawa Timur dan Magetan, petani, dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), dan penyuluh.

Winarto mengatakan,  mayoritas petani di Kabupaten Magetan ini adalah petani tadah hujan. Karena itu, para petani perlu sentuhan-sentuhan dan dukungan dari Komisi IV DPR dan pemerintah. 

Ia menyampaikan bahwa kegiatan pertanian di Magetan tidak mengalami hambatan. Pupuk, benih padi, alat mesin pertanian, hingga tenaga penyuluh dan petugas OPT sudah berjalan dengan baik. Namun begitu, petani Magetan masih membutuhkan dukungan dari Komisi IV dan pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian.

Khusus di Desa Carikan, kata Winarto, terdapat lahan yang berpotensi dijadikan lahan pertanian seluas 73 hektare. Jika lahan tersebut dijadikan lahan produktif, setidaknya bisa menyerap tenaga kerja, dan mengurangi angka pengangguran di Magetan yang saat ini tercatat 14 ribu jiwa.

Ketua Tim Kunjungan Spesifik Komisi IV DPR RI, Abdul Kharis Almsyhari mengatakan bahwa Presiden Prabowo beserta jajaran Kabinet Merah Putih sangat serius untuk mencapai swasembada pangan.

Keseriusan Presiden Prabowo dibuktikan dengan memberikan berbagai kebutuhan untuk kegiatan usaha tani, mulai dari sarana produksi (saprodi), alat mesin pertanin modern (alsintan), pompa air, dan lainnya.

“Sekarang kalau sampai tidak ada pupuk di petani, itu artinya yang masalah distributornya. Karena stok ada, jumlah pupuk ditambah hampir kali lipat,” kata Abdul Kharis.

Abdul Kharis menuturkan bahwa kemarin sore hingga malam hari pihaknya melakukan diskusi dengan Pupuk Indonesia dan beberapa Kementerian dan lembaga. Tim Kunjungan Spesifik Komisi IV DPR RI memberikan masukan agar distribusi pupuk bersubsidi bisa sampai ke petani tepat waktu, tempat jumlah, dan tepat sasaran.

“Kita ingin pastikan agar Pupuk Indonesia benar-benar mendistribusikan pupuk secara tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran,” tegasnya.

Abdul Kharis juga mengungkapkan perasaannya bisa langsung memanen padi dengan menggunakan combine harvester, dengan produksi 7 ton GKG per ha. Menurutnya, teknik pertanian modern perlu dikembangkan di daerah lain di Indonesia. 

Seusai acara diskusi, Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI meninjau gudang Bulog Gulun dalam rangka memantau stok beras.

Dukungan Kementan

Kementerian Pertanian telah mengalokasikan bantuan dan kegiatan melalui dana APBN untuk mendukung ketahanan pangan Provinsi Jawa Timur.

Bantuan yang diberikan benih padi varietas unggul, benih jagung, combine harvester, pompa air, tractor roda 4, tractor roda 2, handsprayer, irigasi perpompaan, irigasi perpipaan, padi optimalisasi, padi biofortifikasi, gerakan pengendalian OPT, pestisida nabati, pestisida biologi, gerakan penanganan DPI, dan sumur pompa. 

Sementara itu, alokasi bantuan dan kegiatan untuk Kabupaten Magetan dari Kementan tahun 2024, yaitu benih padi unggul, benih jagung, combine harvester,  pompa air, tractor roda 2, hands prayer, irigasi perpompaan, irigasi perpipaan, padi optimalisasi, padi biofortifikasi, gerakan pengendalian OPT Serealia, pestisida nabati, pestisida biologi, dan gerakan penanganan DPI.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur tahun 2024, luas baku sawah 1.207.997 ha dengan luas panen padi 1.616.985 ha. Dari luasan baku sawah, sudah menerapkan Indeks Pertanaman (IP) di lahan seluas 1,34 ribu ha, dengan produksi padi 9.270.435 ton GKG, dan produksi beras 5.352.936 ton. Petani dominan menggunakan varietas padi Inpari 32 dengan produktivitas 5,73 ton GKG per ha.

Luas tanam jagung di Jawa Timur tahun 2024 seluas 1.241.710 ha, dengan luas panen 739.157 ha. Produksi jagung sebanyak 4.595.792 ton, dengan produktivitas 6,22 ton per ha.

Untuk Kabupaten Magetan, berdasarkan data tahun 2024 memiliki luas baku sawah 26.491 ha, dengan luas panen 58.608 ha. Petani sudah menerapkan IP untuk pengolahan 2,43 ribu ha dengan menanam varietas padi  Inpari 32, Ciherang, M70, dan vaietas lainnya, dengan rata-rata produksi 7 ton GKG per ha. Produksi padi Magetan tahun 2024 sebanyak 381.144 ton dan produksi beras 244.181 ton.

Kemudian tanaman jagung seluas 19.138 ha dengan luas panen 19.034 ha. Produktivitas jagung di tahun 2024 sebanyak 162.037 ton dengan produktivitas 8,5 ton per ha.
 
Dirjen Tanaman Pangan, Kementan, Yudi Sastro mengatakan, bantuan-bantuan yang diberikan Kementan untuk mendorong dan meningkatkan produktivitas padi di Jawa Timur, termasuk di Kabupaten Magetan.

Hal ini, kata Yudi Sastro, sesuai amanah dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman untuk mewujudkan ketahanan pangan lokal dan mencapai swasembada pangan seperti yang diharapkan Presiden Prabowo Subianto.

“Kementerian Pertanian sebagaimana arahan Menteri Pertanian, Bapak Andi Amran Sulaiman, terus mendorong semua daerah untuk meningkatkan aktivitas usaha tani dengan mengalokasikan bantuan benih, pupuk, pompa air, alat mesin pertanian modern, dan lainnya. Sehingga petani lebih terpacu untuk meningkatkan produktivitas padi,”  kata Yudi Sastro.
 
Yudi Sastro menyampaikan apresisasi kepada Bulog dan produsen gabah dan beras di Jawa Timur yang telah membeli hasil panen petani sesuai ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Berdasarkan laporan yang diterimanya, harga gabah di tangkat petani sebesar Rp 6.521 per kilogram untuk ketentuan hasil panen menggunakan combine harvester. Sementara harga beras senilai Rp 12.273 per kilogram untuk kategori beras premium.

Harga pembelian gabah di Magetan pun sudah berdasarkan ketentuan HPP senilai Rp 6.500 per kilogram. Sedangkan harga beras berkisar Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kilogram untuk kategori beras premium. 

Magetan Surplus Beras

Bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, bantuan-bantuan yang diberikan Kementan memberikan manfaat untuk para petani. Berkat bantuan-bantuan tersebut, Magetan mampu meningkatkan produksi padi pada hasil panen awal tahun 2024. 

"Realisasi panen padi di Kabupaten Magetan pada Januari sampai April 2024 sekitar 161.515 ton dengan lahan sawah seluas 22.549 hektare," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Magetan, Uswatul Hasanah.

Uswatul mencontohkan panen raya di Kecamatan Barat mampu menyumbang 11.562 ton gabah dari lahan sawah seluas 1.657 hektare. Pencapaian target tersebut juga didukung dengan penggunaan alat dan mesin pertanian panen yang modern, sehingga meminimalkan gabah yang terbuang dan hasil panen dapat maksimal. Selain itu juga pemberian pupuk subsidi serta sistem pengairan yang baik.

Hingga April 2025, Magetan memproyeksikan mampu produksi 240 ton beras. Sementara demand beras di Magetan di bawah 100 ton, sehingga ada surplus beras 140 ton.

Secara kumulatif, disampaikan Uswatul, target produksi gabah Kabupaten Magetan untuk tahun 2025 sebesar 57.000, dari luas baku sawah 26.000 hektar. 

“Beberapa lahan persawahan di Magetan sudah ada yang menerapkan Indeks Pertanaman (IP) 400 di lahan 20 hektare, IP300, dan IP200. Untuk IP200, karena masih diselingi dengan tanaman sayuran. Paling tidak mereka sudah menanam benih padi genjah untuk mempercepat masa panen,” ujarnya.
 
Dinas TPHPKP juga mengembangkan pembuatan pupuk organik sendiri dengan menggandeng pihak ketiga, sehingga ketergantungan pupuk kimia bisa berkurang. Dinas juga mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik dengan memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik dari limbah di area sekitar, seperti limbah kotoran ternak, kompos, dan olahan bahan organik lainnya.

Dengan upaya-upaya tersebut, lanjutnya, diharapkan hasil panen bagus dan petani Kabupaten Magetan dapat berkontribusi mendukung ketahanan pangan nasional. (*/Adv) 

 

Komentar

You must login to comment...

RadarSuara Logo

Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023