Berita Daerah

Diduga Kurang Transparan, Sosialisasi Proyek Panas Bumi Star Energy Geothermal Salak Dikecam

Tuesday, 28 January 2025 12:22 WIB
Proyek Panas Bumi Star Energy Geothermal dikecam aktivis muda Kecamatan Pamijahan. (Foto: dok. Star Energy Geothermal)

Radarsuara.com - Star Energy Geothermal Salak menggelar sosialisasi rencana penambahan sembilan sumur panas bumi baru pada Jumat 10 Jamuari lalu di Aula Kantor Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan. 

Dikabarkan acara tersebut hanya melibatkan maksimal 50 orang yang didominasi warga Desa Purwabakti, dan pelaksanaannya dinilai dilakukan secara terbatas dan sembunyi-sembunyi.

Kegiatan ini memicu kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk Aktivis Muda Kecamatan (AMUK) Pamijahan. Koordinator AMUK Pamijahan, Imam Muhammad Ibrahim, menyoroti ketidakterbukaan dalam pelaksanaan acara tersebut. 

Selain itu, ia juga mengkritik kesalahan pada surat undangan yang mencantumkan tanggal salah, yakni 10 Januari 2024, padahal acara berlangsung pada 2025.

“Sosialisasi ini terkesan sembunyi-sembunyi. Berdasarkan surat undangan nomor SEGS/269-PGPA/XII/2024, tanggalnya salah dan tidak direvisi. Ini menimbulkan pertanyaan, apakah mereka tidak sadar atau sengaja dibiarkan begitu saja?” ujar Imam yang akrab disapa Demong, Selasa 28 Januari 2025.

Ia juga menyayangkan minimnya keterlibatan tokoh masyarakat Pamijahan secara keseluruhan dan pemilihan lokasi sosialisasi yang dianggap kurang representatif. 

“Jika kegiatan ini membawa manfaat besar, mengapa tidak dilakukan secara transparan dan terbuka?” tambahnya.

Kekhawatiran Dampak Lingkungan

Selain kritik atas pelaksanaan sosialisasi, Imam juga menyatakan penolakan keras terhadap rencana pengeboran tambahan sumur panas bumi tersebut. Ia mengungkapkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat eksploitasi alam.

“Masyarakat Pamijahan perlu tahu plus-minus dari rencana ini. Eksploitasi alam pasti memiliki dampak. Kami meminta Star Energy untuk memaparkan secara transparan analisis dampak lingkungan dan mengadakan musyawarah terbuka dengan masyarakat,” tegas Imam.

Keluhan juga datang dari masyarakat Kampung Cibereum, Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, yang mengaku terganggu oleh suara gemuruh dan getaran yang sering terjadi pada malam hari. Imam meminta pihak perusahaan menjelaskan apakah fenomena tersebut berkaitan dengan aktivitas pengeboran.

“Kami meminta Star Energy menjelaskan secara holistik apakah suara gemuruh ini terkait dengan aktivitas perusahaan atau hanya fenomena alam. Penjelasan ini sangat diperlukan untuk menghilangkan kecemasan masyarakat,” pungkasnya.

Acara sosialisasi yang dianggap kurang transparan ini terus menuai protes dari berbagai elemen masyarakat, dengan desakan agar perusahaan memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai rencana eksploitasi dan dampaknya terhadap lingkungan serta kehidupan warga sekitar.

Sementara ini, aparatur Desa terkait, Desa Cibitung Kulon hingga Purwabakti di Kecamatan Pamijahan belum memberikan keterangan, dan tidak bersedia dikonfirmasi.

Tim Radarsuara.com juga telah menghubungi pihak Star Energy Geothermal untuk dikonfirmasi.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...

RadarSuara Logo

Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023