Kuliah Umum di UMJ, Kementan Dorong Generasi Muda Jadi Penggerak Pertanian Modern (Foto: Dok. Kementan)
Radarsuara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menjawab berbagai tantangan dalam sektor pertanian, seperti krisis pangan global, perubahan iklim, serta alih fungsi lahan yang semakin masif.
Salah satu fokus utama adalah memastikan regenerasi petani melalui pemberdayaan generasi muda di sektor pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman di berbagai kesempatan menekankan pentingnya peran generasi mida membangun pertanian Indonesia. Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia.
"Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," tutur Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan petani petani saat ini sudah semakin tua. "Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan," kata Santi.
Upaya itu dilakukan dengan pendekatan pendidikan vokasi, pelatihan teknis, serta pendampingan yang berkelanjutan untuk menciptakan SDM pertanian yang kompetitif dan profesional.
Dalam rangka memperkuat pendidikan pertanian, Muhammad Amin, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, menjadi narasumber dalam Kuliah Umum Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dengan tema “Peningkatan Kualitas SDM Pertanian dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional”, Selasa (07/01/2025).
Seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa dan civitas akademika mengenai pentingnya penguatan kapasitas sumber daya manusia pertanian dalam menghadapi berbagai tantangan global dan nasional.
Muhammad Amin menegaskan bahwa sektor pertanian memerlukan tenaga muda yang berkompeten dan siap beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tantangan global.
"Dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan, Kementerian Pertanian menitikberatkan pada penguatan kapasitas SDM pertanian, khususnya di kalangan generasi muda. Melalui pendidikan vokasi, pelatihan yang terstruktur, dan pendampingan dari hulu hingga hilir, kami ingin mencetak petani milenial yang profesional, mandiri, dan berdaya saing. Petani muda harus mampu memanfaatkan teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani mereka," ujarnya.
Muhammad Amin juga memaparkan pentingnya program strategis seperti Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), yang dirancang untuk mendorong generasi muda pedesaan agar aktif di sektor pertanian. Program ini memberikan akses pelatihan, pendampingan, dan peluang usaha yang konkret.
"Melalui program YESS, kami ingin memastikan bahwa anak-anak muda di pedesaan memiliki akses ke pendidikan, pelatihan, dan pendampingan yang memadai. Dengan ekosistem kewirausahaan yang kuat, diharapkan lahir pengusaha muda pertanian yang tangguh dan siap bersaing di pasar global," jelas Muhammad Amin.
Lebih lanjut, dalam seminar tersebut, beliau juga menekankan pentingnya penerapan teknologi modern di sektor pertanian, termasuk digitalisasi dan Internet of Things (IoT). Hal ini diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian secara signifikan.
"Kami mendorong transformasi pertanian tradisional ke arah pertanian modern dengan penerapan teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan sistem pertanian digital. Selain itu, sinergi antara petani, akademisi, dan pelaku usaha juga akan terus diperkuat untuk menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan," tambahnya.
Seminar ini juga menyoroti pentingnya integrasi pendidikan tinggi dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), khususnya melalui kegiatan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman praktis di sektor pertanian modern dan memahami tantangan serta peluang di lapangan secara langsung.
"Program MBKM-MSIB merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktis di bidang pertanian modern. Dengan demikian, kami berharap lulusan dapat menjadi wirausaha yang kompeten atau tenaga profesional yang siap bekerja di industri pertanian," ungkap Muhammad Amin.
Di akhir penyampaian kuliah umum, Muhammad Amin menyampaikan pemerintah berkomitmen mewujudkan swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
"Melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia, kita sampaikan bahwa Swasembada Pangan harus kita capai dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita sebagai insan pertanian tentu harus memberikan kontribusi nyata demi mewujudkan swasembada," pungkasnya. (Mry)
(*/Adv)
Komentar
You must login to comment...Be the first comment...
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023