Pertanian dan Peternakan

Kementan Dorong Partisipasi Pemuda Bidang Pertanian dalam  Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies

11 jam yang lalu
Kementan Dorong Partisipasi Pemuda Bidang Pertanian dalam  Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) selalu mendorong pemuda untuk berpartisipasi dalam kemajuan dunia pertanian, hal ini juga disampaikan dalam seminar yang berfokus pada upaya pemberdayaan petani Indonesia melalui pengembangan wirausaha muda dan inovasi benih, Selasa, 7 Januari 2025 di Universitas Atmajaya.

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman sangat menekankan pemberdayaan petani muda melalui berbagai peningkatan kapasitas. "Petani muda tidak hanya berperan meningkatkan hasil produksi, juga memastikan ketahanan pangan", ungkapnya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti bahwa berbagai program untuk petani muda merupakan bagiam untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta kemampuan finansial petani muda.

Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS) sebagai bagian dari program profesional mereka yang melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas di Australia.

Topik besar dalam seminar yang diusung adalah “Empowering Indonesian Farmers: Youth Entrepreneurship and Seed Development for Sustainable Growth” 
 
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Muhammad Amin dalam sebuah kesempatan menyampaikan berbagai program pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk mendukung regenerasi petani muda di Indonesia. 

Ia menjelaskan pentingnya program seperti YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services) yang bertujuan untuk memberikan pelatihan, akses ke teknologi, dan dukungan kewirausahaan kepada generasi muda di pedesaan.

“Regenerasi petani muda adalah kunci keberlanjutan pertanian di Indonesia. Melalui pendidikan dan pelatihan, kami dapat membantu generasi muda untuk tidak hanya bertahan di sektor ini, tetapi juga menjadi pelopor inovasi dan kewirausahaan,” ujar Muhammad Amin.

Dalam kesempatan lain Muhammad Amin menggaris bawahi berbagai tantangan yang dihadapi oleh petani muda, seperti akses terhadap pasar, modal, dan teknologi.

Arga Wisnu Pradana, Manajer Yayasan Bina Tani Sejahtera mengemukakan pentingnya pengembangan benih berkualitas dan peran rantai pasok internasional dalam mendukung keberlanjutan pertanian. 

“Benih adalah fondasi bagi keberlanjutan pertanian. Kami berupaya menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan keberlanjutan dengan menggandeng petani muda dan komunitas lokal,” kata Arga.

Seminar ini juga memberikan wawasan bagi para peserta, yang mayoritas adalah mahasiswa dari Australia, tentang kompleksitas dan potensi pertanian di Indonesia. 

Peserta diajak memahami bagaimana pendidikan, pelatihan, dan inovasi dapat menjadi kunci dalam mengatasi tantangan global seperti krisis pangan dan perubahan iklim.

“Program ini tidak hanya menjembatani pengetahuan, tetapi juga membangun hubungan lintas negara untuk mendukung keberlanjutan dan regenerasi petani muda,” ungkap Rara Dewayanti,  perwakilan dari ACICIS.

Selanjutnya, Dewi Darmayanti, Ketua Kelompok Program dan Kerja Sama Pendidikan turut menjadi pembicara  dalam acara tersebut. 

"Pemberdayaan petani muda dan kolaborasi internasional adalah kunci untuk menghadapi tantangan masa depan di sektor pertanian. Melalui seminar ini, kami berharap dapat menginspirasi generasi muda untuk terlibat aktif dalam pembangunan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," jelas Dewi Darmayanti.(mry)

 (*/Adv) 

Komentar

You must login to comment...

RadarSuara Logo

Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023