Nasional

Gas Bumi dan Energi Terbarukan Jadi Prioritas Kementerian ESDM

Wednesday, 11 December 2024 15:27 WIB
"Ilustrasi" Gas bumi dan energi terbarukan jadi prioritas  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (Foto: pixabay.com)

Radarsuara.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan dukungannya terhadap program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.

Dukungan tersebut difokuskan pada upaya meningkatkan ketahanan energi nasional, mencapai swasembada energi, dan mendorong hilirisasi. 

Pernyataan itu disampaikan oleh Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Dadan Kusdiana, pada acara Anugerah Dewan Energi Nasional (DEN) Tahun 2024 di Jakarta, Rabu, 11 Desember 2024.

Dadan menjelaskan bahwa arahan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia adalah memastikan swasembada energi melalui berbagai kajian yang komprehensif. 

"Saya kira sangat baik, nanti ada policy paper-nya, ada concept note-nya barangkali yang akan memperkuat hal tersebut," ungkapnya. 

Menurutnya, DEN sedang menyiapkan bahan kebijakan untuk mendukung implementasi ketahanan energi, termasuk mengawal pengesahan kebijakan tersebut hingga ke tingkat pelaksanaan.

Ia menambahkan bahwa upaya tersebut juga mencakup transisi energi dengan memanfaatkan energi terbarukan. 

Hilirisasi menjadi bagian penting dari strategi ini karena Indonesia belum memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup.

"Jika tidak didorong dengan hilirisasi, kita belum memiliki kapasitas yang cukup untuk menyimpan energi yang dihasilkan," ujarnya.

Dalam proses transisi energi ini, Dadan menyoroti pentingnya transformasi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Transformasi ini, menurutnya, tidak hanya meningkatkan daya saing nasional tetapi juga mendukung keberlanjutan energi, termasuk di subsektor gas bumi.

Dadan mengungkapkan bahwa produksi gas bumi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan penemuan cadangan baru di wilayah Andaman, Selat Makassar, dan Papua. 

"Ini semakin menunjukkan bahwa, memang alam ini sudah diatur dengan baik. Pada saat isu dari emisi ini belum menjadi concern, kita banyak minyak, tapi sekarang banyak gas," katanya.

Menteri ESDM juga telah membentuk Satuan Tugas Peningkatan Lifting Migas untuk mempercepat pengembangan gas dari sisi hulu. 

Dadan menjelaskan bahwa satgas tersebut diberi kewenangan untuk mengambil keputusan guna mempercepat eksekusi proyek. 

"Satgas diberikan 'kewenangan' untuk mengambil keputusan sehingga ini bisa dilakukan percepatan untuk eksekusinya," jelasnya.

Gas bumi juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dan energi dalam negeri, termasuk mendukung swasembada pangan. Salah satu kontribusinya adalah sebagai bahan baku pupuk dengan alokasi yang signifikan. 

"Kita menyediakan gas untuk bahan pupuk. Alokasi ini cukup besar untuk memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi dengan harga khusus," tambahnya.

Hingga kini, pemanfaatan gas bumi untuk industri mencapai 1.461,85 BBTUD. Sebagian besar gas tersebut diberi Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), yang keberlanjutan kebijakannya sedang dikaji. 

"Kita bisa mendorong keekonomiannya semakin baik karena ada insentif politik terkait harga, dan juga dari sisi emisi menjadi berkurang," katanya.

Dadan menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur gas bumi, seperti pipa dan fasilitas regasifikasi. 

"Kami banyak program untuk memastikan infrastruktur regasifikasi memadai. Kita punya gas, tetapi fasilitasnya kurang untuk mengubah LNG dari liquid menjadi gas kembali," tegasnya.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...