Pertanian dan Peternakan

Petani Garam Kirim Surat ke Prabowo, Minta Segera Atasis Krisis

Tuesday, 05 November 2024 20:33 WIB
Presiden Prabowo diminta untuk segera atasi krisis yang dialami para petani garam. (Foto: Instagram @prabowo)

Radarsuara.com - Para petani garam di Madura menghadapi kendala serius pada musim produksi tahun ini. Pasokan garam yang melimpah akibat kemarau panjang tidak diimbangi dengan serapan pasar yang memadai, sehingga menyebabkan harga garam jatuh. 

Forum Petani Garam Madura (FPGM) pun telah mengirim surat kepada Presiden Republik Indonesia, berharap agar pemerintah segera turun tangan.

"Persoalan mendasar yang dihadapi petani garam di Pulau Madura saat ini adalah produksi yang melimpah dan masih banyak garam petani yang belum terserap," ujar Ketua FPGM, Haji Ubaid, dikutip Selasa, 5 November 2024.

Harga jual garam rakyat kini mencapai Rp800 per kilogram, lebih rendah dari biaya pokok produksi sebesar Rp830 per kilogram. Akibatnya, petani garam sulit menikmati keuntungan.

Produksi garam yang meningkat tak lepas dari kondisi musim kemarau panjang. Namun, serapan oleh pabrik pengolah garam mulai berkurang akibat keterbatasan kapasitas gudang. 

Ketua FPGM berharap pemerintah dapat membantu mengatasi masalah ini agar produksi garam rakyat tidak terus menumpuk. 

"Ini ancaman nyata bagi nasib petani garam. Harapan kami, pemerintah bisa secepatnya memediasi komunikasi intensif dengan stakeholder terkait sebelum nasib petani garam benar-benar terpuruk," ujarnya.

Ketua Paguyuban Petani Garam Rakyat Sumenep (PERRAS), Hasan Basri, turut mengakui kesulitan yang dihadapi petani. Ia mengharapkan PT Garam, satu-satunya BUMN yang bergerak di sektor ini, bersinergi dengan petani dalam mencari solusi distribusi. 

"Yang terjadi dan yang kami rasakan saat ini, perusahaan milik negara ini belum bisa sejalan dengan petani garam, karena PT Garam memang memiliki lahan sendiri," ungkapnya.

Selain itu, ancaman terhadap petani garam diperkirakan akan semakin besar seiring tumbuhnya investasi garam industri dengan teknologi canggih yang kualitasnya lebih tinggi. 

Wakil Sekjen Komisi Garam Pamekasan (KGP), Hamdan Kurniawan, menyatakan bahwa tanpa regulasi yang adil, petani garam terancam gulung tikar. 

"Bila pemerintah tidak memproteksi nasib petani garam sebagai bagian dari anak-anak bangsa dengan regulasi yang berkeadilan, maka bersiaplah petani garam untuk gulung tikar," tegasnya.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...