Nasional

Diduga Disiksa Bos Taman Safari, Eks Pemain Sirkus Ngaku Kemaluannya Disetrum

Thursday, 17 April 2025 17:04 WIB
Vivi, eks pemain sirkus Taman Safari. (Foto: YouTube Forum Keadilan TV)

Radarsuara.com - Seorang mantan pemain sirkus yang pernah tampil di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor, mengaku menjadi korban penyiksaan fisik saat masih bekerja sebagai bagian dari pertunjukan. 

Perempuan bernama Vivi menyebut bahwa penyiksaan itu dilakukan oleh sosok bernama Frans, yang dikenal sebagai bos Taman Safari.

Vivi menyampaikan bahwa perlakuan tidak manusiawi tersebut dialaminya sejak usia belasan tahun. Ia kerap dipaksa berlatih hingga larut malam dan mendapat kekerasan fisik.

“Saya kabur karena sering disiksa, disuruh latihan, dipukulin. Saat orang-orang tidur, saya tetap disuruh latihan, akhirnya jam 1 malam saya nekat kabur sendirian dari rumah Pak Frans,” ujar Vivi dikutip dari tayangan YouTube Forum Keadilan TV, Kamis 17 April 2025.

Dalam kesaksiannya, Vivi menjelaskan bahwa pelariannya dilakukan dengan menembus hutan hingga mencapai wilayah Cisarua, Bogor. Di sana, ia ditolong oleh seorang kenalannya yang bekerja di restoran milik Taman Safari.

Ia sempat tinggal di rumah penolong tersebut selama tiga hari. Namun, keberadaannya akhirnya diketahui oleh pihak keamanan dari Taman Safari.

“Begitu tiga hari, saya mau keluar, pas di depan rumahnya ternyata ada sekuriti Taman Safari. Saya diajak balik, tapi saya menolak. Dia jamin saya tidak dipukuli lagi. Yaudah saya ikut. Mau nggak mau saya pulang, saya juga bingung mau lari ke mana lagi,” kata dia.

Namun kenyataan berkata lain. Setibanya di Taman Safari, ia mengaku justru kembali mengalami kekerasan yang lebih parah.

“Lalu dibawa kembali di pos sekuriti. Terus gak lama saya dijemput sama pak Frans dan saya dibawa pulang. Di jalan saya langsung dipukul. Saya udah gemeteran,” kisahnya.

“Sampai rumah saya diseret dari mobil ke dalam kantor. Nggak lama dia ambil alat setrum, terus badan saya disetrum sampai ke alat vagina saya," tuturnya.

Terakhir Vivi menuturkan bahwa saat peristiwa keji tersebut terjadi, tidak ada saksi lain di dalam ruangan. 

“Saya minta ampun, pokoknya nggak boleh bersuara. Kalau bersuara malah ditambahin lagi siksaannya. Terus saya diseret, rambut saya dijambak, disuruh diam, tak boleh ada suara. Saat itu saya sudah lemas, menggigil,” pungkasnya.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...