Pertanian dan Peternakan

Petani Jawa Kuno Ternyata Tentukan Musim Tanam dengan Rasi Bintang

Sabtu, 19 Oktober 2024 10:10 WIB
"Ilustrasi" BRIN ungkap cara ilmiah Petani Jawa Kuno dalam menentukan waktu musim tanam. (Foto: pixabay.com)

Radarsuara.com - Petani di Jawa pada masa lalu menggunakan rasi bintang sebagai petunjuk utama untuk menentukan musim tanam padi. 

Hal itu diketahui usai Peneliti dari Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Antonia Rahayu Rosaria Wibowo, melakukan penelitian.

Antonia mengungkapkan bahwa petani Jawa kuno mengamati rasi bintang Orion, yang dikenal dengan sebutan lokal "Waluku" atau bajak, sebagai tanda dimulainya musim hujan.

"Rasi bintang ini terdiri dari bintang kembar yang berjajar membentuk seperti bajak. Ketika mereka melihat Orion atau Waluku yang muncul di langit timur saat matahari terbenam, artinya musim hujan telah dimulai," jelas Antonia, dikutip dari Antaranews pada Sabtu, 19 Oktober 2024.

Setelah melihat kemunculan Orion di langit, para petani melakukan sebuah ritual unik dengan menggenggam pasir atau gabah di tangan mereka. 

Tangan tersebut kemudian diangkat ke arah rasi bintang dan dimiringkan. Jika pasir atau gabah yang mereka pegang jatuh, itu menjadi tanda bahwa musim tanam telah tiba.

"Kalau gabah atau pasir yang mereka pegang itu jatuh, artinya mereka sudah bisa menanam," tambah Antonia.

Selain berpatokan pada rasi bintang, masyarakat Jawa juga menggunakan kalender tradisional yang disebut Pranoto Mongso untuk menentukan musim tanam.

Kalender itu terdiri dari 12 bulan, dan bulan pertama yang disebut Kasa dimulai pada pertengahan Juni. Setiap bulan dalam Pranoto Mongso memiliki jumlah hari yang berbeda, dan ciri-ciri tertentu dalam setiap musim dapat diamati dari alam, perilaku hewan, serta perkembangan tumbuhan.

"Bulan kelima, yakni Kalima, yang berlangsung dari pertengahan Oktober hingga awal November, menjadi waktu di mana petani mulai menanam padi," ujar Antonia. 

Ia menjelaskan bahwa pedoman utama untuk bulan tersebut adalah "pancuran emas sumawur ing jagad" atau pancuran emas yang menyinari dunia, yang berarti musim hujan besar sudah tiba. 

Tanda-tanda lainnya adalah pohon asam Jawa mulai menumbuhkan daun muda, ulat muncul, laron keluar dari liang, serta lempuyang dan temu kunci mulai bertunas.

Saat tanda-tanda alam tersebut muncul, petani segera menyiapkan saluran air ke lahan mereka dan mulai menanam padi, menandai bahwa musim panen sudah di depan mata. 

"Sawah siap ditanami karena sudah mau hujan," pungkas Antonia.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...

RadarSuara Logo

Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023