Pertanian dan Peternakan

Kementan Dorong Jejaring Global bagi Penguatan Pemuda Tani Indonesia

Sunday, 14 December 2025 20:08 WIB
Kementan Dorong Jejaring Global bagi Penguatan Pemuda Tani Indonesia (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya dalam pembinaan pemuda pertanian.

Melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Kementan berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University menyelenggarakan International Workshop: Building Alliances and Networks for Empowering Young Farmers Through IFAD's Support di Bogor, Jawa Barat, Selasa–Jumat (9–12/12).

Kegiatan ini membuka akses jejaring dan peluang pemuda tani Indonesia ke tingkat internasional melalui pertukaran gagasan lintas negara, sekaligus memperkuat ekosistem pembangunan pemuda pertanian nasional melalui aliansi antarkelompok pemuda.

Melibatkan 70 petani muda, workshop ini mencerminkan dampak Program YESS yang telah berjalan hampir lima tahun melalui kemitraan Kementerian Pertanian dan IFAD dalam memperkuat kapasitas ratusan ribu pemuda di Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia merupakan faktor penentu keberlanjutan pangan nasional. Penguatan peran petani muda dinilai menjadi kunci regenerasi pertanian, sekaligus diharapkan dapat menjadi contoh bagi petani lainnya dalam menjaga ketahanan dan keberlanjutan sektor pertanian ke depan.

Sejalan dengan hal tersebut, komitmen pengembangan pemuda tani juga diwujudkan melalui penguatan kolaborasi dan kelompok pertanian. Saat ini, klaster pertanian modern skala besar tengah dibangun untuk membuka ruang partisipasi dan peluang usaha bagi pemuda yang berminat terjun ke sektor pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya menempatkan pemuda sebagai aktor utama masa depan pertanian Indonesia. Menurutnya, dukungan yang tepat dan selaras akan membuka peluang ekonomi yang besar bagi generasi muda. 

“Kami meyakini masa depan pertanian dan pembangunan perdesaan berada di tangan generasi muda. Melalui Program YESS, pemuda perdesaan dibekali keterampilan, sumber daya, dan kepercayaan diri untuk menangkap peluang ekonomi di sektor pertanian dan bidang terkait,” ujarnya.

Workshop selama empat hari ini didampingi oleh Kepala BPPSDMP, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Programme Officer IFAD Country Office, Dekan FEM IPB University, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Project Manager YESS Nasional, serta Project Manager YESS tingkat provinsi.

Rangkaian hari pertama diawali dengan pembukaan simbolis melalui penyerahan buku knowledge management kepada perwakilan peserta oleh Kepala BPPSDMP. Peserta kemudian mendapatkan pemaparan dari profesor Humboldt University of Berlin serta Lead Technical Specialist IFAD Headquarters yang membahas tren global dan regional pemberdayaan pemuda perdesaan, termasuk pengalaman IFAD dalam pengembangan aliansi pemuda.

Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas turut memperkaya wawasan peserta dengan mengaitkan regenerasi petani dan kebijakan nasional pembangunan pertanian. “Transformasi sistem pangan Indonesia mengedepankan pelokalan pangan untuk membangun sistem yang beragam, sehat, dan tangguh melalui tata kelola terdesentralisasi,” ujarnya.

Pemahaman peserta semakin diperdalam melalui pemaparan profesor dari Universitas Hasanuddin dan IPB University, serta kehadiran Associate Professor dari The University of Queensland, Australia.

Pada hari kedua, peserta memperoleh pembekalan dari Project Manager YESS Programme, Penasihat Program Youth Preneur UN-FAO, serta Assistant Director Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University. Para narasumber berbagi pengalaman terkait pengembangan kewirausahaan, penciptaan lapangan kerja, pemanfaatan teknologi, dan model inkubasi untuk mendorong inovasi pemuda.

Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi antara pemuda tani Indonesia dan perwakilan program pertanian internasional, yakni Proyek LIFE-ND (Nigeria), Proyek MLAMP (India), dan Proyek SAAMBAT (Kamboja). Diskusi ini menghasilkan rancangan aliansi pemuda yang diharapkan memperkuat kolaborasi nasional dan lintas negara. Salah satu peserta internasional menyampaikan apresiasinya, “Kami sangat terbuka terhadap peluang kolaborasi yang dapat terjalin ke depan,” ujarnya.

Hari ketiga diisi dengan kunjungan lapang ke usaha penerima manfaat Program YESS, kebun percobaan, serta taman teknologi agronomi di lingkungan kampus IPB University.

Seluruh rangkaian workshop ditutup pada hari terakhir dengan penyampaian rumusan deklarasi oleh perwakilan pemuda tani. Deklarasi tersebut memuat komitmen peningkatan kapasitas kewirausahaan, pemanfaatan teknologi, serta perluasan akses pasar dan pembiayaan.

Peserta juga menyatakan kesiapan membangun jejaring nasional lintas organisasi, berperan aktif dalam advokasi kebijakan pertanian, serta memperkuat ekosistem kolaboratif bersama pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan mitra pembangunan.

Secara keseluruhan, workshop ini menjadi ruang pertukaran pengetahuan lintas negara sekaligus memperkuat peran strategis pemuda tani sebagai motor penggerak pembangunan pertanian. 

Dalam penutupan,Jumat (12/12/2025) Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Muhammad Amin menegaskan bahwa deklarasi yang disepakati menjadi awal tindak lanjut nyata. 

“Proses ini tidak berhenti hari ini. Rumusan yang dibacakan harus mendorong pengembangan aliansi yang memberi manfaat nyata, bukan sekadar wacana,” tutup Amin. (*/Adv) 

 

Komentar

You must login to comment...