Pertanian dan Peternakan

Ngobras Penyuluhan: Transformasi Penyuluh Jadi Agripreneur untuk Pertanian Modern

9 jam yang lalu
Ngobras Penyuluhan: Transformasi Penyuluh Jadi Agripreneur untuk Pertanian Modern (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Pusat Penyuluhan Pertanian kembali menggelar Ngobrol Asik (Ngobras) Penyuluhan Volume 38 pada Selasa (04/11/2025). 

Mengusung tema “Dari Penyuluh Menjadi Agripreneur: Langkah Nyata Membangun Usaha Pertanian Modern,” acara ini menjadi ruang inspiratif bagi penyuluh, petani muda, dan pelaku pertanian untuk berbagi pengalaman, kisah sukses, sekaligus menggali peluang bisnis di sektor pertanian modern.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya regenerasi tenaga terampil di bidang pertanian yang memiliki semangat wirausaha atau socio agripreneur. Menurutnya, pembangunan pertanian modern menuntut sumber daya manusia yang profesional, mandiri, dan kompetitif.

“Wirausaha ini tidak dimaksudkan sekadar untuk mencetak tenaga terampil di bidang pertanian, tetapi lebih dari itu menciptakan para wirausahawan pertanian harus menciptakan lapangan kerja, bukan mencari lapangan kerja,” ujar Mentan Amran.

Kepala Badan PPSDMP Idha Widi Arsanti menekankan bahwa transformasi menuju pertanian modern harus dimulai dari perubahan pola pikir para pelaku pertanian.

“Untuk memanfaatkan potensi besar generasi muda di sektor pertanian, kita perlu melakukan perubahan paradigma dari cara pandang bahwa pertanian hanyalah pilihan terakhir, menjadi bidang usaha yang dinamis, inovatif, dan menjanjikan,” ucapnya.

Sedangkan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian I Gst. Made Ngr. Kuswandana menegaskan komitmen pihaknya untuk memperkuat kapasitas penyuluh agar mampu menjadi motor penggerak lahirnya agripreneur muda di daerah.

Perwakilan P4S Citra Muda Kabupaten Semarang, Shofyan sebagai narasumber Ngobras membagikan pengalamannya tentang pentingnya membangun komunitas pertanian di daerah. Menurutnya, kolaborasi di akar rumput menjadi kunci agar petani dan penyuluh bisa tumbuh bersama di era digital.

Pendekatan Digital Transformation Center (DTC) juga menjadi sorotan dalam kegiatan ini. Melalui konsep DTC, petani dan penyuluh didorong untuk lebih akrab dengan teknologi digital , mulai dari akses informasi, pemanfaatan aplikasi pertanian, hingga kerja sama dengan akademisi dan pihak swasta. DTC diharapkan menjadi jembatan kolaborasi dan inovasi yang membantu komunitas pertanian bertransformasi menuju sistem yang lebih modern dan efisien.

Di akhir acara, para peserta sepakat bahwa penguatan komunitas dan penerapan konsep DTC merupakan langkah nyata dalam membangun pertanian modern yang berkelanjutan. Mereka berharap, ilmu dan inspirasi yang diperoleh dapat diterapkan di wilayah masing-masing, sehingga penyuluh dan petani muda semakin siap bertransformasi menjadi agripreneur yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing.

Melalui acara Ngobras diharapkan dapat  mendorong transformasi penyuluh pertanian tidak hanya sebagai pendamping petani saja, akan tetapi juga sebagai penggerak utama lahirnya wirausaha muda pertanian yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing. (HK/NF)

 (*/Adv) 

Komentar

You must login to comment...