Nasional

BKNDI Sebut Keracunan Makanan Bergizi Gratis Adalah Hoaks: Itu Ulah Oknum

Thursday, 08 May 2025 22:22 WIB
"Ilustrasi" program makan bergizi gratis. (Foto: iStockphoto)

Radarsuara.com - Badan Koordinasi Nasional Desa Indonesia (BKNDI) menegaskan bahwa kasus-kasus keracunan yang dikaitkan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah terjadi di luar kendali dan koordinasi Badan Gizi Nasional (BGN). 

Pernyataan itu disampaikan Ketua BKNDI Isra A Sanaky dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sosialisasi program MBG di Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (7/5).

"Ya hoaks itu oknum yang di masyarakat bikin dapur, enggak koordinasi dengan MBG, tahu-tahu ngasih makan orang. Terus keracunan, yang disalahin pemerintah, padahal yang bersangkutan enggak pernah koordinasi dengan yang berwenang," kata Isra, dikutip Kamis, 8 Mei 2025.

Isra menyatakan bahwa tudingan terhadap pemerintah atas insiden keracunan tersebut tidak berdasar. 

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak tanpa koordinasi dengan lembaga resmi seperti BGN tak bisa dianggap sebagai bagian dari pelaksanaan resmi program MBG.

Dia turut menyinggung insiden keracunan yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, serta di Sulawesi Tenggara, yang menurutnya tidak berada dalam pengawasan atau pelaksanaan program resmi MBG.

"Kita udah trial di mana-mana, alhamdulillah enggak pernah [keracunan]. Kita sampai hari ini alhamdulilah lihat di media, kita BKNDI enggak pernah ada keracunan, karena sudah lima bulan kita sudah melakukan percontohan, enggak ada," katanya.

BKNDI menyatakan kasus-kasus tersebut muncul akibat ketidakpahaman masyarakat mengenai teknis pelaksanaan program MBG.

Isra menegaskan bahwa insiden-insiden itu murni karena ulah oknum yang bertindak tanpa arahan dan pengawasan yang semestinya.

Sejumlah laporan keracunan makanan dalam konteks program MBG belakangan mencuat di berbagai wilayah. Di Cianjur, sekitar 21 siswa MAN 1 Cianjur mengalami gejala seperti pusing, mual, dan muntah usai menyantap makanan MBG di sekolah pada Senin (21/4). 

Kasus serupa terjadi di SD Negeri 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, dan di SD Wonorejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 

Di Karanganyar, kepala sekolah dan dua siswa juga dilaporkan mengalami sakit perut dan diare setelah mengonsumsi menu MBG.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut angka keberhasilan program MBG mencapai 99,99 persen, meskipun beberapa insiden keracunan terjadi dan menjadi sorotan publik.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...