Paramadina, UIN Jakarta dan INDEF Dorong Ekonomi Syariah Jadi Strategi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Sunday, 29 December 2024 22:21 WIBUniversitas Paramadina, bersama INDEF dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam diskusi bertema "Outlook Ekonomi Syariah 2025". (Foto: Istimewa)
Radarsuara.com - Universitas Paramadina, bersama INDEF dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengadakan diskusi bertema "Outlook Ekonomi Syariah 2025" secara daring pada Jumat, 27 Desember 2024.
Diskusi itu menghadirkan para pakar ekonomi syariah untuk membahas peran strategis ekonomi syariah dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen di masa mendatang.
Dr. Handi Risza Idris, Wakil Rektor Universitas Paramadina sekaligus Wakil Kepala CSED, menekankan pentingnya inovasi dan penguatan sektor ekonomi syariah.
Ia menggarisbawahi upaya industrialisasi, pembangunan pusat pertumbuhan baru, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai langkah strategis.
"Melalui industrialisasi, pembangunan pusat pertumbuhan baru, ekonomi kreatif, dan peningkatan sumber daya manusia, ekonomi syariah diharapkan mampu menciptakan sumber pertumbuhan baru," ujarnya.
Dalam diskusi ini, Prof. Murniati Mukhlisin memberikan pandangan optimis terhadap ekonomi Indonesia di tengah tantangan global. Ia menyebut stabilitas inflasi dan tingkat pengangguran yang terkendali sebagai peluang besar bagi ekonomi syariah.
"Dengan inflasi yang terkendali dan tingkat pengangguran yang stabil, ekonomi syariah dapat menjadi penopang utama dalam menciptakan keseimbangan ekonomi melalui peran aktif pada sektor-sektor produktif," katanya.
Sementara itu, Prof. Nur Hidayah, Kepala CSED INDEF, menyoroti potensi besar di sektor halal yang belum tergarap secara maksimal. Ia membandingkan market share perbankan syariah Indonesia yang baru mencapai 7,38 persen dengan Malaysia yang mencapai 42 persen.
"Market share perbankan syariah Indonesia masih 7,38 persen dibandingkan Malaysia yang mencapai 42 persen. Selain itu, sektor makanan, kosmetik, dan pariwisata halal masih memiliki potensi besar untuk digarap secara maksimal," jelasnya.
Dr. Abdul Hakam Naja dari CSED INDEF menekankan pentingnya digitalisasi di sektor perbankan syariah dan penguatan UMKM. Ia juga mengusulkan pendirian bank emas (bullion bank) dan penerapan prinsip ESG dalam bisnis syariah.
"Langkah ini sejalan dengan maqashid syariah," tambahnya.
Melengkapi diskusi, Dr. Rahmat Mulyana memaparkan pentingnya pengelolaan fiskal Islami sebagai strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
Ia menyoroti perlunya reformasi penerimaan negara, optimalisasi wakaf produktif, serta penguatan pembiayaan berbasis syariah.
Editor: Mahipal
Komentar
You must login to comment...Be the first comment...
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023