Nasional

Kurangi Ketergantungan Bantuan Asing, Indonesia Fokus pada Kemitraan di COP29

Friday, 15 November 2024 08:00 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol tegaskan komitmen Indonesia mengurangi ketergantungan hibah dan bantuan asing. (Dok: ppid.menlhk.go.id)

Radarsuara.com - Pemerintah Indonesia bertekad untuk mengurangi ketergantungan pada bantuan dan hibah, dengan lebih menekankan pada kemitraan yang saling menguntungkan bersama negara-negara luar, terkhusus dalam urusan pengurangan emisi dan perdagangan karbon.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq saat berbicara tentang target Kesepakatan Paris 2015, dalam konferensi COP29, Kamis, 14 November 2024.

"Keikutsertaan Indonesia di COP29 ini ditandai dengan tekad yang kuat untuk tidak tergantung pada bantuan atau hibah, tetapi berfokus pada kemitraan yang saling menguntungkan," tegas Hanif, dikutip Jum'at, 15 November 2024.

Indonesia mengidentifikasi 19 inisiatif penting, termasuk perdagangan karbon yang diawasi ketat melalui instrumen dari Kesepakatan Paris. 

Hanif menjelaskan bahwa langkah ini telah diwujudkan melalui kerjasama bilateral dengan Jepang melalui mekanisme Mutual Recognition Arrangement (MRA), yang merupakan kolaborasi pertama berbasis Kesepakatan Paris.

"Kita akan segera tindaklanjuti implementasi dengan pihak Jepang, dengan proporsi pemanfaatan kerjasama yang berimbang," ujarnya.

Selain itu, Indonesia juga menekankan pentingnya energi terbarukan dan pengembangan skema sertifikasi emisi karbon, seperti Sertifikat Pengurangan Emisi Indonesia (SPEI). 

"Pemerintah berharap roadmap perdagangan karbon dapat segera selesai dalam tiga bulan untuk mendorong pelaksanaan di dalam negeri," pungkasnya.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...

RadarSuara Logo

Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023