Pertanian dan Peternakan

Kelola Usaha Keluarga, Petani Muda Asal Bogor Raih Omset Milyaran

Selasa, 15 Oktober 2024 14:26 WIB
Kelola Usaha Keluarga, Petani Muda Asal Bogor Raih Omset Milyaran (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Bukan hal yang mudah untuk membangun dan juga menggeluti bisnis keluarga (dinasti usaha), terlebih bisnis yang akan diwariskan secara turun-temurun. Selain harus menyatukan visi misi antar keluarga, bisnis keluarga juga harus bisa melakukan kaderisasi, yakni dari ayah ke anaknya. Hal inilah yang terjadi pada petani muda asal Bogor,Jawa Barat, Gunawan Wibisono (24).

Menjadi Chief Executive Officer (CEO) Sufarm diusia yang masih terbilang  muda menjadi tantangan tersendiri bagi Gunawan. Menurutnya, bisnis keluarga di Indonesia memiliki tantangan yang kompleks.

Terlebih saat ini banyak generasi kedua maupun ketiga malah yang tidak bisa survive menjalankan bisnis yang telah dibangun dengan susah payah oleh generasi pertama. 

“Sufarm atau CV Sumber Urip Farm adalah perusahaan yang pada awalnya bergerak dalam bidang produksi Tauge sejak tahun 1996 yang sebelumnya memiliki nama UD Sumber Urip. Kemudian mulai berkembang dengan produk lainnya yaitu berbagai jenis Jamur. Awalnya usaha ini dikelola oleh kakek saya, lalu dilanjutkan oleh ayah saya. Setelah ayah saya meninggal, saya dibantu oleh kakak saya melanjutkan usaha ini”, papar Gunawan. 

Alumni Fakultas Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara (Binus) ini mengatakan tantangan terbesar dalam mengelola bisnis keluarga adalah bagaimana keberlanjutan bisnis dari generasi pertama, generasi kedua dan generasi-generasi selanjutnya. Karena aspek penting bagi keberlanjutan usaha bisnis keluarga adalah penguatan tata kelola perusahaan dan penguatan permodalan," katanya.

Sadar usaha yang ia kelola tidak dapat berdiri sendiri, Sufarm telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 600 petani.

“Kami menjalin kerja sama dengan para mitra mulai dari pabrik besar sampai petani-petani kecil. kami telah bermitra dengan lebih dari 600 petani yang tersebar di Pulau Jawa. Kami berkomitmen untuk membantu pertumbuhan mitra kami khususnya para petani-petani kecil”, ucap millenial yang terpilih menjadi salah satu Young Ambassador Agriculture 2024 besutan program Youth Enterpreneurship and Employment Support Service (YESS) Kementerian Pertanian (Kementan). 

Ditemui disela-sela aktifitasnya awal Oktober ini, Gunawan mengungkapkan komitmennya untuk menyediakan sayur dan jamur yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Dalam produksinya,  Sufarm menerapkan standar prinsip kewirausahaan dalam seluruh proses operasional bisnis.

Inovasi pun tak hentinya ia lakukan untuk mengembangkan produk bagi para konsumen. Ia pun terus melaksanakan pembinaan dan kerja sama bersama para petani di Indonesia. 

Ketika ditanya terkait kapasitas produksi, Sufarm mampu menghasilkan 300 ton tauge perbulan.

“Untuk produk utama kami adalah tauge, produksi kami lakukan setiap hari. Kurang lebih 300 ton tauge kami produksi setiap bulannya. Untuk variasi produk kami memiliki Green Bean Sprouts, tauge Moyashi, tauge Kedelai, Baby Bean Sprouts serta Silver Sprouts. Selain tauge, Sufarm juga menyediakan aneka varian jamur lokal seperti White Oyster Mushroom, Brown Oyster Mushroom, Wood Ear Mushroom, Dried Wood Ear Mushroom, Champignon Mushroom, Jamur Merang, Portobello Mushroom, Jamur Portobello Kecil serta Jamur Swiss Brown. Kami juga menyediakan varian Jamur Impor dengan Rasa yang Unik seperti Jamur Shitake, Jamur Enoki, Jamur King Oyster, Jamur Shimeji Putih, Jamur Shimeji Cokelat serta olahan Slice Button Mushroom in Brine, Whole Button Mushroom in Brine, Sliced Straw Mushroom 
in Brine, Whole Straw Mushroom in Brine, Wood Ear Mushroomin Brine serta White Oyster Mushroom Powder dan beberapa jenis sayuran lainnya”,jelasnya.

Untuk jejaring pemasaran tak pelu di ragukan lagi, selain  pasar tradisional,  Sufarm telah menjadi pemasok sayuran segar ke beberapa e-groceries, e-commerce, restoran, dan supermarket ternama seperti Farmers Market, indo Grosir, Superindo, Hymermart, LOKA, Paskomnas, Paper Lunch, Sayur Box dan lainnya.

“Untuk omset kurang lebih kami bisa mencapai  1M perbulannya. Bukan besaran nilainya yagn terpenting, tetapi bagaimana keberlanjutan usaha ini bisa menghidupi karyawan, mensejahterakan petani dan bermanfaat bagi orang banyak”, tegas Gunawan pehuh harap. 

Kesuksesan yang diraih oleh Gunawan merupakan salah satu bukti kesuksesan regenerasi petani. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman  berulang kali mengatakan generasi milenial berpotensi besar membawa inovasi dalam pertanian.

Menurut dia, milenial produktif merupakan salah satu instrumen penggerak perekonomian Indonesia, bersama sumber daya lahan dan teknologi.

“Kita perlu melibatkan kaum milenial dalam proses produksi pertanian agar mereka dapat berkontribusi secara aktif dan kreatif,. Petani milenial tidak hanya berperan meningkatkan hasil produksi, juga memastikan ketahanan pangan negara kita. Dengan semangat inovasi dan keahlian mereka, kita yakin dapat menghadapi berbagai tantangan dan menciptakan sektor pertanian yang lebih resilient," ujar Amran.  

Menambahkan,  Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa berbagai upaya dilakukan Kementan dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas petani muda. Salah satunya melalui program YESS.  Program YESS merupakan bagian upaya berkelanjutan Kementan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan finansial petani muda.

"Dengan dukungan ini, diharapkan petani muda   dapat berperan lebih aktif, berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan menciptakan inovasi yang akan menguntungkan sektor pertanian di masa depan. Sebagai Young Ambassador Agriculture 2024, diharapkan Gunawan dapat meresonansi generasi muda lainnya untuk menggeluti dan sukses mengelola sektor pertanian," tutup Santi.

 (*/Adv)

Komentar

You must login to comment...