Mereka berhasil meraih juara 1 Kompetisi Business Plan, Juara 1 Kompetisi Poster Ilmiah dan Juara Umum Piala Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur dari festival lomba tingkat nasional yang diadakan oleh UPN “Veteran” Jawa Timur tersebut.
Pada kategori Kompetisi Business Plan, mahasiswa merancang sebuah bisnis bernama IoTanic. Ini merupakan sebuah layanan konsultasi pertanian yang terintegrasi dengan high engine dan IoT. IoTanic dirancang oleh Tim Digdaya yang beranggotakan Mahdaviqia Dharmawa, Aliffa Mahayu Swastiratu, Wendy Yoga Artananda.
Mahdaviqia atau biasa dipanggil Davi mengungkapkan, dalam festival tersebut, timnya mengangkat permasalahan yang mereka temui ketika mengikuti Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) di Kabupaten Sukoharjo.
Para petani di sana, kata dia, mengeluhkan harga pupuk kimia yang semakin mahal. Hal tersebut diperburuk dengan adanya pemborosan penggunaan pupuk akibat penakaran yang tidak tepat dosis.
“Mereka (petani) mengeluhkan harga pupuk kimia yang semakin mahal, padahal mereka harus memupuk setiap masa tanam tiba. Hal ini diperburuk dengan kondisi bahwa petani sebenarnya menakar pupuk kimia secara tidak tepat dosis, yang mengakibatkan pemborosan dalam pertanian presisi,” terang Davi, Sabtu 26 Agustus 2023.
IoTanic, lanjutnya, juga dirancang untuk membantu petani dalam penerapan konsep pertanian presisi.
Davi menjelaskan, konsep ini mengukur dengan akurat kebutuhan pupuk yang dipadukan dengan data kondisi hara lahan. Petani dapat mengukur dosis pupuknya, mengurangi biaya, dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Kelebihan rancangan bisnis ini salah satunya pada segi harga. Iotanic memiliki harga sewa yang lebih murah dari kompetitor bisnisnya. Selain itu, pengukuran IoTanic juga terintegrasi dengan aplikasi dan sensor.
“Kelebihan bisnis kami dibandingkan kompetitor adalah dari segi harga, yakni IoTanic lebih murah harga sewa. IoTanic juga terintegrasi dengan aplikasi dan 3 sensor sehingga pengukuran lahan lebih akurat,” tutur Davi.
Ganasnya soilborne disease, sebuah penyakit tular tanah, menjadi latar belakang mereka merancang Soplation. Ini merupakan penyakit di bidang pertanian yang banyak merugikan petani.
Penyakit ini dinilainya sangat sulit dideteksi, kebanyakan petani baru menyadari keberadaan soilborne disease setelah tanaman mereka terserang secara keseluruhan. Maka dari itu diperlukan sebuah sistem untuk deteksi soilborne disease.
Davi menjelaskan, dalam poster ilmiah tersebut, peran teknologi yang digunakan adalah untuk mendeteksi soilborne disease melalui indeks kesehatan tanaman dan kondisi tanah. Hasil data dari kedua teknologi tersebut digunakan untuk melihat adanya soilborne di dalam ranah. Davi pun mengatakan bahwa teknologi yang dipakai pada Soplation belum pernah diterapkan sebelumnya.
“Soplation dapat diterapkan dan mencegah kerugian pada petanian. Pada proyeksi awal yang kami lakukan, soplation dapat meningkatkan produktivitas komoditas padi sebesar 15-20 perseb dan menurunkan biaya pemupukan sebesar 5-10 persen,” ujarnya.
Davi mewakili rekan-rekannya mengaku bangga dan terharu atas pencapaian yang didapat. Agtion 2023 menjadi kompetisi luring pertama yang mereka ikuti dan menjadi penghargaan terbanyak yang didapat.
Dia berharap keberhasilan ini dapat memacu semangat untuk mengikuti lomba-lomba lain. Ia juga ingin memotivasi mahasiswa lain agar dapat berprestasi mengharumkan nama UNS.
“Kemenangan ini kami dedikasikan untuk Almamater tercinta UNS. Terima kasih kepada segenap sivitas akademika yang telah mendukung dan memberikan doa bagi kami,” pungkas Davi.
Penulis : Dony PH
Editor : Khaerul Umam